Palembang Newshanter.com, Dua Crane atau derek yang mengangkut girder baja dalam proyek pembangunan Kereta Api Ringan atau Light rail, light rail transit (LRT), terjatuh dan menimpa rumah tepatnya di samping masjid akbar atau di samping Poltabes Palembang, Selasa (1/8/2017) dini hari.
Diduga crane yang mengangkut girder baja itu tidak kuat, sehingga bengkok dan terjatuh.
girder, akibat kejadian itu tiga orang penghuni rumah di jalan Jl.Gubernur H.A.samping Masjid AL FATHUL AKBAR yang ditimpa mobil crane atau derek itu dibawa ke rumah sakit, karena menderita luka-luka.
Menurut keterangan dilapangan dalam kejadian itu, kabarnya juga satu pekeja LRT dipukuli dan dua motor hancur.Saat ini Sripoku.com, sedang berada di lokasi kejadian dan menggali data lebih lanjut.
Sementara itu Harun (53), salah satu korban yang rumahnya hancur akibat tertimpa crane, mencaritakan sebelum musibah itu terjadi, dia sudah mewanti-wanti para pekerja agar berhati-hati saat melakukan pemasangan girder baja tepat di atas rumahnya.Sebab, tanah pijakan untuk crane tersebut sudah diketahui tidak stabil dan sudah terlihat amblas.
“Mereka (pekerja LRT) ini mulai begawe jam 11 (malam), tapi kito sudah wanti-wanti,” ujar Haru yang sehati harinya sebgai penggurus masjid.Saking takutnya, Harun mengajak istrinya ke luar rumah saat proses pemasangan itu berlangsung.
Ia pun melihat pemasangan girder baja dari kejauhan di luar rumah.Namun saat dua buah crane yang mengangkut girder baja itu baru terangkat separuh, tiba-tiba salah satu crane yang di dekat masjid goyang dan terbalik.Penyebabnya tak lain, karena tanah pijakan crane yang sudah disebutkannya tadi amblas. “Kiro-kiro sudah terangkat separuh itu, kami ke luar (rumah) dengan wong rumah (istri), karena takut,” pungkasnya.
Satu orang yang diduga provokator Diamankan
Sementara itu setelah kejadian suasana Selasa (1/8/2017)di lokasi kejadian masih memanas,Sehingga Petugas Polresta Palembang terpaksa mengamankan seorang dari pihak keluarga korban yang tertimpa crane di jalan hingga merusak dua rumah dan menyebabkan delapan warga luka ringan.
Pemuda itu dianggap menjadi provokator. Saat mediasi antara korban dengan pihak PT Waskita, Andre mengamuk karena tidak terima rumah keluarga rusak berat akibat tertimpa crane.
Pemuda itu berteriak, bahkan menantang anggota Satuan Sabhara Polresta Palembang untuk berkelahi dan memaki-maki anggota Sabhara. Tak hanya itu, pria ini bersama anggota keluarga lainnya sempat melarang awak media melakukan peliputan. Bahkan beberapa orang dari mereka menepis kamera wartawan.
Karena tindakannya dinilai meresahkan, Andre terpaksa diamankan. Proses pengamanan tidak mudah lantaran dia terus memberontak diikuti keluarga lainnya. Setelah diberikan penjelasan, barulah dia mau ikut dibawa ke Satreskrim Polresta Palembang.
“Ya, saat kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memang terjadi sedikit kericuhan karena ada debat mulut antara keluarga dan pekerja. Satu orang yang diduga provokator terpaksa kami amankan,” kata Kabag Ops Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede.
Dia menambahkan, untuk sementara belum memperbolehkan keluarga korban masuk ke rumah menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Sebab, crane yang jatuh belum sepenuhnya dievakuasi. “Kondisinya masih rentan membuat rumah bakal kembali roboh,” kata Maruly.
Sementara Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan, setelah menerima laporan insiden tersebut, pihaknya langsung meninjau ke lokasi kejadian untuk olah TKP. Insiden itu berlangsung sekitar pukul 02.30 WIB, Selasa (1/8/2017).
“Kami masih melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya girder ini. Untuk korban sementara ada tujuh orang yang mengalami luka dan sebagian sudah ada yang pulang. Kami juga memeriksa tiga pegawai LRT yang dimintai keterangan. Nanti jika terbukti ada unsur kelalaian, maka akan kami proses secara hukum,” kata dia.
Adapun nama nama korban:
1. H.SAIFUL (Pemilik Rumah), Pekerjaan : Wiraswasta, Alamat : Jl.Gubernur H.Bastari RT/RW: 20/02 Kel.Silaberanti Kec.SU.1, Palembang.
2. Ny.Eliana, Umur : 60 Tahun (Luka pada bagian kepala).
3. Ilmi (Pr), Umur : 8 Tahun.
4. Fiktri, Umur : 8 Tahun.
5. Athala, Umur : 2 Tahun.
6. Rahma, Umur : 2 Tahun (Luka dipelipis).
7. Fifi, Umur : 28 Tahun.
8. Andri (anak pemilik rumah), Umur : 31 Tahun, Wiraswasta, (Luka dikepala).(sp/01/si)