Prihatin akan bencana kabut asap,Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh gelar sholat istisqa

LIMAPULUH KOTA, Newshanter.com- Kabut asap yang sudah berbilang bulan menutupi daerah ini membuat prihatin keluarga besar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Rasa prihatin ini di nyatakan dengan pelaksanaan sholat istisqa di halaman direktorat kampus pertanian ini.

Civitas akademi Politeknik Pertanian (Politani) Payakumbuh menggelar shalat Istisqa atau shalat minta hujan di lapangan halaman depan Gedung Politani di Tanjung Pati, Limapuluh Kota, Senin pagi (26/10/2015) pukul 9.00 Wib.

Hampir seribuan jemaah mengikuti shalat yang dilangsungkan di tengah kabut asap tebal itu. Di antaranya Direktur Politani Ir. Gusmalini MSi, jajaran pimpinan, dosen, mahasiswa dan para pegawai kampus titisan Universitas Andalas itu.

Direktur Politani Payakumbuh, Gusmalini yang dikonfirmasi, mengatakan, shalat minta hujan ini dilakukan secara spontan mengingat bencana kekeringan dan kondisi udara di daerah ini yang kian memprihatinkan.

“Kondisi itu mengancam tatanan kehidupan di tengah masyarakat, termasuk aktivitas di kampus dan sekolah,” kata Gusmalini didampingi Budi Febriandi.

Menurutnya, datangnya musibah atau cobaan dari Tuhan, tak terlepas dari kesalahan yang diperbuat manusia di atas dunia ini.

“Mari bersama-sama kita bertaubat, menginstropeksi diri atas kesalahan kita selama ini. Kita perbaiki diri kita dan memohon ampun kepada Allah SWT agar diampuni segala dosa dan segera diturunkan hujan,” ajaknya.

“Kami meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar diturunkan hujan di kawasan Sumbar,Riau dan daerah lain yang menjadi sumber asap sehingga bisa mengurangi atau menghilangkan kabut asap yang sudah sangat parah ini, sekaligus mengatasi terjadinya mengatasi kekeringan,” ujar Gusmalini.

Pada kesempatan itu, khatib yang sekaligus bertindak sebagai imam, Fauzan dari Kemenag Limapuluh Kota, mengimbau agar kaum muslimin menyadari sepenuh hati bahwa kabut asap dan kekeringan akibat tidak turunnya hujan ini merupakan musibah dan teguran dari Allah SWT.

“Shalat Istisqa dilaksanakan dua rakaat. Shalat ini juga dilakukan harus dengan niat tobat,” jelasnya sembari  menambahkan semuanya Allah yang mengatur dan manusia wajib berusaha.

“Sehubungan dengan musibah kabut asap dan kemarau panjang saat ini, kami mengajak ummat untuk banyak beristighfar, puasa sunat, berdoa dan berbuat amal sholeh lainnya,” imbau Fauzan.

Pantauan awak media, shalat istisqa itu berlangsung dengan khusuk meskipun berlangsung di tengah kabut asap tebal. Para jemaah juga terlihat khusuk menengadahkan tangan kepada Allah SWT agar doa mereka meminta hujan dikabulkan, bahkan di antara mereka ada yang tidak tertahankan mengucurkan air mata ketika khatib membacakan doa.

Seperti diketahui, kemarau panjang yang terjadi hampir sepanjang tahun ini telah menyebabkan Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh mengalami kekeringan. Hujan yang tak kunjung turun membuat sumur kering dan warga kesulitan mendapatkan air bersih, bahkan produksi pertanian masyarakat ikut mengalami kegagalan.

Kondisi ini diperparah oleh serangan kabut asap kiriman dari provinsi tetangga yang tak sudah-sudah dalam 2 bulan ini. Asap tak mau menjauh, bahkan semakin parah tebalnya dalam sepuluh hari terakhir ini. Jarak pandang hanya 50 – 100 meter.

Asap tebal putih ini pun mulai masuk ke ruangan sekolah dan perkantoran. Akibatnya sekolah kerap diliburkan, karena kualitas udara sudah berada dalam level berbahaya(zal)

Pos terkait