LAHAT-Newshanter.com. Senin (16/3/2020) kemarin warga Kabupaten Lahat, dihebohkan pesan berantai whatshapp terkait adanya pasien laki-laki berusia 13 tahun, diduga suspect covid-19 alias Corona, berasal dari Kota Lubuklinggau masuk ke RSUD Lahat.
Wakil Bupati Lahat, Haryanto saat dikonfirmasi mengatakan, warga Kabupaten Lahat untuk tidak terlalu cemas.
Pasalnya pasien diduga suspect Corona itu tidak sempat dirawat di RSUD Lahat, melainkan langsung dibawa ke RS di Palembang.
“Warga jangan cemas. Belum sempat ke Lahat, langsung dibawa ke Palembang. Sampai saat ini Lahat aman dari virus corona,” tegas Haryanto, Senin (16/03/2020).
Sementara, Direktur RSUD Lahat, dr Hj Erlinda ZA MKes, melalui Kabag TU RSUD Lahat, Herwansyah Alam SKM MKM membantah jika ada pasien suspek Corona masuk ke RSUD Lahat.Dijelaskan Herwansyah, sekitar pukul 02.45 pasien diduga suspek corona berangkat dari Kota Lubuk Linggau, tetapi langsung ke Palembang.
“RSUD Lahat menolak dirujuk ke Lahat, ambulans tidak mampir. Ruangan isolasi yang ada khusus penyakit TB. Untuk pasien corona banyak yang mesti dipersiapkan,” jelas Herwansyah.
RSUD Lahat merupakan satu dari enam rumah sakit rujukan Corona yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.Lima rumah sakit lainnya adalah RSMH Palembang, RS Siti Aisyah Lubuklinggau, RSUD Kayuagung, RS Fatimah, dan RS Rivai Abdullah Banyuasin.
Telah Tiba di RSMH
Seorang warga Lubuklinggau yang diduga suspect virus Corona (COVID-19) saat ini telah tiba di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Senin (16/3/2020).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel Lesty Nurainy mengatakan pasien tersebut tengah ditangani pihak dokter.”Saya baru dapat info bahwa ada pasien yang baru saja dirujuk ke RSMH. Sudah tiba di RSMH dan saat ini sedang dalam penanganan,” ujarnya.
Saat ditemui di sela mendampingi Gubernur Sumsel H Herman Deru memantau kondisi Bandara SMB II terkait antisipasi penyebaran virus Corona.
Namun Lesty belum bersedia mengungkap secara pasti bagaimana kondisi dari pasien tersebut.
“Sampai saat ini baru informasi itu yang saya dapatkan. Sebab pasien tersebut baru saja dirujuk dari Lubuklinggau. Jadi saya belum bisa banyak bicara,” ujarnya.
Sejauh ini, Lesty menyebut sebanyak 76 masyarakat di Sumsel yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait COVID-19.
Dimana dari jumlah tersebut, sudah sebanyak 66 orang yang telah selesai menjalani pemantauan selama 14 hari.Dan hasil pemeriksaan terhadap seluruhnya dinyatakan negatif.
“Tinggal 10 orang lagi yang akan menyelesaikan masa pemantauan selama 14 hari. Masa itu akan selesai dalam waktu dekat dan sejauh ini kondisi mereka terpantau baik-baik saja,” tuturnya.
Sedangkan lanjut dia, sejauh ini di Sumsel sudah ada tiga orang yang masuk daftar Pasien dalam pengawasan (PDP).Ketiga pasien tersebut juga sudah dinyatakan negatif terjangkit virus Corona berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan sebanyak dua kali.
“Hasilnya kan kita juga sudah tahu bahwa yang masuk daftar PDP, ketiganya dinyatakan negatif (Corona),” ujarnya.
Dikatakan Lesty bahwa pihaknya saat ini sudah mengajukan usulan untuk menambah jumlah rumah sakit rujukan penanganan Corona.
“Sekarang sedang kita data rumah sakit mana yang bisa menjadi tempat rujukan. Harapannya supaya disetiap kabupaten kota di Sumsel ini ada semua rumah sakit rujukan penanganan Corona. Jadi bila ada yang terindikasi, bisa cepat mendapat penanganan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Salah seorang pelajar di Kota Lubuklinggau dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat, Senin (16/3/2020) dinihari.
Pelajar berusia 13 tahun tersebut dilarikan ke RSUD Lahat karena mengalami demam lima hari dan baru pulang dari Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, Cikwi Faris membenarkan ada warga Kota Lubuklinggau dilarikan ke RSUD Lahat.”Memang benar semalam ada warga kita dilarikan ke RSUD Lahat untuk segera dilakukan penanganan kebih cepat,” kata Cikwi saat dihubungi Tribunsumsel.com.
Namun, ketika dalam penanganan di RSUD Lahat ada sistem yang harus dilaporkan, ternyata ketika beberapa kali dilakukan pelaporan sistem yang ada tersebut tidak bisa menerima.
“Akhirnya sekarang dirujuk ke RSMH Palembang. Sekarang sedang kita pantau terus. Tapi perlu diketahui belum tentu warga yang dikirim tersebut positif Corona,” ungkapnya.
Cikwi menjelaskan, jika warga tersebut sekolah di sebuah pesantren di Jakarta kemudian pulang ke Lubuklinggau. Sampai di Lubuklinggau warga tersebut mengalami demam tinggi selama lima hari.
“Karena demam itu sebagai antisipasi langsung kita kirim, karena mencegah itu lebih baik, namanya juga antisipasi” ujarnya. (SP)