Padang, NewsHanter.com – Komisi Pemilihan Umum Daerah Sumatera Barat telah menetapkan nomor urut pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan bertarung di Pemilihan Gubernur Sumatera Barat Desember mendatang, Sabtu (26/09/20).
Hasil undian tersebut menempatkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi – Audy Joinaldy akhirnya mendapat nomor urut 4 setelah KPU Sumbar melakukan rapat pleno pengundian dan pengumuman nomor urut pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 2021-2024.
Calon Gubernur Sumbar Mahyeldi didampingi Calon Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, Makna Angka 4 Dalam Islam, angka 4 bermakna kepemimpinan yang tergambar dalam kepemimpinan terbaik pasca Rasulullah. Kekhalifahan ini terdiri atas empat orang sahabat Rasulullah. Setelah Rasulullah meinggal, keempat orang sahabat ini yang meneruskan kepemimpinannya yaitu Khulafaur Rasydin yang berjumlah 4: Abu Bakar As−Shidiq, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Dengan nomor urut empat ini, pasangan Mahyeldi Audy digambarkan sebagai pasangan terbaik untuk memimpin Sumatera Barat ke depan.
Empat Penjuru Mata Angin Nomor Empat Simbol Empat Penjuru Mata Angin (Utara, Selatan, Timur, Barat) berarti kita diterima semua golongan, kalangan dan seluruh lapisan masyarakat Sumatera Barat. Insya Allah kita akan mengembalikan kepercayaan itu dengan memenuhi komitmen kita kepada masyarakat Sumatera Barat, ucap Mahyeldi.
Mahyeldi memaparkan, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami seluruh masyarakat, dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, Makmur, sejahtera, dan bermartabat.
Simbol Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yaitu:
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. NKRI
4. Bhinneka Tunggal Ika
Yang berarti Visi, Misi dan Program kita akan menjadi tiang penyangga yang kokoh untuk Bersama Membangun Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan sesuai dengan nilai-nilai Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Republik Indonesia.
Makna “Kato Nan Ampek” dalam Filosofi Minangkabau Kato Nan Ampek adalah aturan yang mengikat bagi putera/i Minangkabau dalam berkomunikasi dan mengungkapkan pemikirannya di kehidupannya sehari-hari. Semakin halus penghayatan seseorang terhadap Kata Yang Empat ini, semakin bernilailah keberadatan orang yang bersangkutan, jelas Mahyeldi.
Kato Nan Ampek ini memiliki makna :
1. Kato Mandaki (Kata Mendaki), maksudnya bagaimana kita menyatakan pikiran kita baik dalam komunikasi dengan maupun ketika kita membicarakan tentang seseorang yang posisi tawarnya lebih tinggi dari kita, seperti orangtua, guru, ulama, tokoh masyarakat, termasuk pemimpin negara. Merupakan hal yang terlarang kita menyebut mereka dengan namanya saja, atau memberi kata sandang ‘Si’.
2. Kato Manurun (kata menurun) adalah cara berkomunikasi dengan atau membicarakan tentang seseorang yang posisi tawarnya di bawah kita, terutama yang umurnya lebih muda atau memang kepada remaja dan anak-anak.
3. Kato Mandata (kata mendatar), merupakan cara berbahasa dengan teman sebaya dalam pergaulan.
4. Kato Malereng (kata melereng), adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan pihak yang rasanya janggal apabila mengungkapkan perasaan atau pikiran kepadanya secara gamblang dan terus terang. Dalam kata melereng ini digunakan kata-kata berkiasbanding. Umpama komunikasi antara mertua dengan menantu dan sebaliknya. (RH)
Pasangan Mahyeldi Audy Dapatkan Nomor Urut 4 Pada Pilkada Sumbar
