PANGKALPINANG-LSM Aliansi Masyarakat Anti KKN (AMAK) Babel menyesalkan adanya pihak-pihak yang diduga mencoba mengintimidasi dirinya, terkait sorotan AMAK Babel tentang dugaan Timah Siluman yang akan diekspor oleh pihak PT. Rajawali Rimba Perkasa (RRP). Menurut Ketua AMAK Babel, Hadi Susilo, selayaknya pihak-pihak tersebut mendukung penegakan hukum, bukan malah mengintimidasi dirinya yang menginginkan bisnis pertimahan di Babel ini menjadi sehat.
Kepada wartawan, Kamis (29/10/20) siang, penggiat anti KKN yang terkenal vokal ini mengatakan bahwa dirinya merasa heran, justru yang muncul intimidasi. Bukannya upaya mengkonfirmasi atau mengajak pada pencerahan. Kendati demikian, Hadi Susilo mengaku enggan mengungkapkan jatidiri oknum yang diduga sudah berupaya mengintimidasinya. Dirinya pun menekan kan bahwa munculnya cara-cara tiadak benar ini, menguatkan dugaan bahwa ada yang tidak beres dari proses ekspor yang akan dilakukan oleh PT. RRP.
“LSM AMAK ini memang concern nya pada masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau KKN. Jadi bukan hal yang baru lah soal intimidasi. Kalau mau aman bikin LSM ngurus belacan atau rusip sajalah. Jadi intimidasi itu bukan hal baru. Justru dengan adanya intimidasi, bagi saya itu menjadi intuisi, artinya dugaan yang mendekati kebenaran. Karena kalau pekerjaan benar, apa yang harus ditakuti hingga mengintimidasi? Nah justru cara-cara yang tidak benar itu biasa nyajuga mendukung praktek-praktek yang tidak benar. Jadi pertanyaan saya ada masalah apa dengan sorotan saya? Saya mencermati berita yang ada, kemudian berkomentar pada wartawan, media, ya semestinya yang ada adalah konfirmasi atau bantahan, kok yang muncul malah pesan bernada intimidasi, ada apa ini?” jelas Hadi Susilo.
Hadi sendiri mengaku sedang menyusun draft laporan pengaduan ke instansi penegak hukum termasuk KPK. Menurutnya data-data sementara sudah didapatnya dan tinggal mendalami lebih jauh. Menurutnya intimidasi yang ada justru menguatkan dugaan potensi KKN sehingga pihak PT. RRP bisa sekonyong-konyong melakukan ekspor.
“Sedang saya persiapkan, sedang saya susun rencananya besok atau lusa sudah akan saya sampaikan ke instansi penegak hukum, kemudian disusulkan ke KPK. Ini semua harus dibongkar. Dari mana kamusnya sebuah perusahaan, bisa sekonyong-konyong ekspor, sementara tanur nya saja mungkin seperti kulkas, kapan meleburnya. memangnya minta bantu jin Iprit apa Siluman baye (buaya-red),” semuanya ada proses, jelas asal usul barangnya bukan mendadak ekspor begitu,” tegas Hadi Susilo.
Sebelumnya Ketua LSM AMAK Babel ini mengomentari terkait berita-berita hasil investigasi wartawan dalam sebuah wawancara. Sebagai penggiat anti KKN Hadi pun mengomentari dalam kacamata pengamatan nya. Pasalnya hasil investigasi wartawan menemukan beberapa fakta aneh dibalik persiapan ekspor ratusan metrix ton ingot milik PT. RRP ini. Kondisi di lokasi tambang milik PT. RRP.
Selain kondisi Pabrik PT. RRP sendiri diketahui kosong dari kegiatan produksi sebagaimana biasanya sebuah peleburan timah, IUP nya pun baru dikerjakan sepekan lalu. Menurut sumber-sumber yang ditemui wartawan pun mengatakan bahwa pabrik sudah tidak ada kegiatan operasi sejak medio 2019 lalu hingga saat ini.
Kondisi ini lah yang tidak berbanding lurus dengan fakta PT. RRP yang sudah siap-siap ekspor timah. PT. RRP sendiri diketahui telah melakukan 1 kali ekspor timah 125 ton pada September 2020 lalu. Namun terkonfirmasi dari dinas ESDM saat itu, bahwa jumlah 125 ton tersebut merupakan stock yang gagal diekpor pada 2018 lalu, karena faktor regulasi saat itu. Dan baru bisa dirilis pada September 2020 ini. Sedangkan ratusan ton timah yang bakal diekspor PT. RRP saat ini merupakan kuota yang diperoleh dari RKAB tahun 2020 ini. (doni)