Organisasi Urang Agam dan Bukittinggi Sedang Ada Masalah: Kalah di Muti IKAB, Bentuk Forum KKLAP dan Perkab Sumsel

  • Whatsapp
Ir. Reflin Arda, MAP, MSi, Ketua Umum IKAB Palembang periode 2024-2029. (Foto :Ist)

Palembang, newshanter.com – Urang Awak yang berasal dari Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan sedang ada permasalahan terindikasi adanya perpecahan. Setelah selesainya
Musyawarah Tinggi (Muti) VI Ikatan Keluarga Agam dan Bukittinggi (IKAB) di Gedung Cindua Mato, Badan Musyawarah Keluarga Minangkabau (BMKM) Sumatera Selatan pada Ahad (19/5/2024), pihak yang kalah membentuk organisasi baru.

Pada Muti IKAB tersebut, incumbent, Ir. Reflin Arda, MAP, MSi yang saat ini menjabat Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Prabumulih mengalahkan calon lainnya, Ifrajoni, SE (pengusaha). Reflin dinilai sukses memimpin IKAB Palembang dengan dipercaya menerima tanah hibah untuk pembangunan masjid. Dan, di bawah komando urang Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya tersebut sudah berdiri Masjid Daarul Mukhlisin yang dibangun dari dana umat yang dihimpun dengan baik.

Setelah kalah dari Reflin Arda pada Muti tersebut, Ifrjoni yang sebelumnya tidak pernah menjadi pengurus IKAB Palembang bersama-sama dengan Apt. Drs. Noprizon, M.Kes mantan Ketua Umum IKAB yang dikalahkan Reflin Arda pada Muti V sebelumnya, mendeklarasikan berdirinya Forum Komunikasi Keluarga Luhak Agam Palembang (FKKLAP) di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang milik Noprizon pada Sabtu (1/6/2024).

Sementara itu, Pengurus IKAB periode 2024-2029 di bawah kepemimpinan Reflin Arda dengan Sekretaris Umum, Afdhal Azmi Jambak, SH dan Bendahara Umum, Adril, Amd dan Ketua Dewan Pembina Prof. Dr. Chairil Anwar, Ph.D (guru besar Fakultas Kedokteran Unsri yang berasal dari Balingka), dilantik di Ruangan Parameswara Kantor Walikota Palembang oleh Pj. Walikota Palembang diwakili Sekda, Drs. H. Ratu Dewa, MSi pada Jumat (21/6/2024).

Pelantikan pengurus IKAB Palembang periode 2024-2029 itu dihadiri langsung oleh Bupati Agam, DR. H. Andri Warman, MM dan Walikota Bukittinggi diwakili Sekretaris Kantor Kesbangpol Bukittinggi, Elza Aulia, STTP, MPA. Selain itu pengurus Badan Musyawarah Keluarga Minangkabau (BMKM) Sumsel diwakili oleh Wakil Ketua Umum III, Irwansyah Masri dan Wakil Ketua Umum I, AKBP (Purn) Jafrial, SH, MH dan sejumlah pengurus lainnya, di samping Ketua Ikatan Pemuda Pemudi (IPP) BMKM Sumsel, Idrus dan kawan-kawan.

Reflin Arda terus melakukan pembenahan organisasi dengan para pengurus yang ada. Dia sempat bertemu dengan Noprizon bersama Prof. Chairil Anwar, Pembina IKAB yang juga mantan Ketua Umum IKAB sebelum Noprizon, Afdhal Azmi Jambak dan Ir. Riswendi di kantornya pada Minggu, lima hari sebelum pelantikan pengurus IKAB Palembang periode 2024-2029 dan mempertanyakan pembentukan FKKLAP tersebut yang cenderung akan memecah belah urang Agam dan Bukittinggi di Palembang.

“Ambo ikuik-ikuik sajonyo,” (Saya ikut-ikutan saja) jawab Noprizon kepada Reflin dan yang lainnya ketika ditanyakan mengapa mendirikan Forum KKLAP tersebut. Kontan saja, Riswendi yang berasal dari Lubuk Basung mengatakan. “Masa Bapak ikut-ikutan saja? Bapak ikut bertanda tangan di deklarasi dan acara diadakan di sekolah bapak?” kata pengusaha yang tamat STM Bukittinggi tersebut. Pengurus FKKLAP tersebut dilantik Minggu (7/7/2024) dengan Ketua Umum, Ifrajoni.

Noprizon yang berasal dari Ampek Angkek dan lahir di Jambi itu, tahun lalu diangkat jadi datuk dari suku Koto dengan gelar Datuk Mangkuto Rajo. Dia saat ini menjadi Ketua Umum BMKM Sumsel periode 2022-2027 untuk periode kedua. Dia sebelumnya menjadi Ketua Umum BMKM Sumsel periode 2018-2022 karena dicalonkan oleh IKAB Palembang dan didukung serta dipilih organisasi daerah lainnya.

Belakangan, Noprizon dan sejumlah orang berkumpul membentuk Perhimpunan Keluarga Agam Bukittinggi (Perkab) Sumsel. Namun demikian, musyawarah pembentukan Perkab Sumsel tersebut tidak melibatkan semua Urang Agam dan Bukittinggi di Palembang. Bahkan, pengurus IKAB Palembang tidak diajak bermusyawarah.

Padahal IKAB Palembang itu sudah berdiri sejak 2002 dan merupakan anggota resmi BMKM Sumsel. Sebelum bernama IKAB, organisasi tersebut namanya IKA (Ikatan Keluarga Agam) Palembang yang didirikan pada tahun 1960-an oleh tokoh-tokoh Urang Awak di Palembang.

Ketua Umum IKAB Palembang, Reflin Arda ketika dimintai komentarnya tentang “permasalahan” urang awak Agam dan Bukittinggi di Palembang, dengan diplomatis menjawab. “IKAB tetap satu. Dan, hingga kini satu-satunya organisasi urang Agam dan Bukittinggi di Palembang ya IKAB Palembang. Kalau ada yang membuat organisasi baru karena kalah, terserah penilaian orang banyak. Saya dan kawan-kawan pengurus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan melakukan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, agama, seni, budaya dan sebagainya,” katanya.

Mengenai kabar bahwa Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah SP dan Bupati Agam, DR. Andri Warman, MM akan menghadiri pelantikan pengurus Perkab Sumsel dan Perkab kabupaten dan kota di Sumsel rencananya tanggal 1 Februari 2025, Reflin mengatakan moga kedua pejabat tersebut arif dan bijaksana dalam bertindak. Termasuk Walikota Bukittinggi, jika diundang.

“Jangan sampai Gubernur Mahyeldi yang seorang datuk juga ulama serta cadiak pandai, kemudian Bupati Agam Andri Warman serta Walikota Bukittinggi Erman Safar ikut serta secara langsung atau tidak langsung memecah belah urang Agam dan Bukittinggi di rantau, terutama di Kota Palembang dan Provinsi Sumsel umumnya,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum II IKAB Palembang, Ir. Riswendi, mengharapkan agar Gubernur Sumbar, Bupati Agam dan Walikota Bukittinggi mempertimbangkan dengan baik agar jangan sampai persatuan dan kesatuan warga Agam dan Bukittinggi di Palembang Sumsel makin rusak.

“Mereka itu Gubernur Mahyeldi, Bupati Andri Warman tokoh-tokoh hebat yang cadiak dan bijaksana. Moga
jangan sampai salah bertindak,” kata lelaki asal Lubuk Basung tersebut.

Sedangkan Afdhal Azmi Jambak, Sekum IKAB Palembang mengatakan, sesungguhnya posisi Noprizon selaku Ketua Umum BMKM Sumsel itu merupakan posisi tertinggi karena memimpin induk organisasi urang awak di Bumi Sriwijaya.

“Kalau saja dia bisa berbuat banyak di BMKM Sumsel dan bermanfaat bagi urang banyak, maka akan banyak orang Minang bangga dengannya. Tapi dengan mendirikan Forum KKLAP, kemudian mendirikan Perkab Sumsel dimana dia menjadi ketua umumnya, tentu menimbulkan tanda tanya dari banyak tokoh Minang di Sumsel,” katanya.

“Banyak tokoh urang awak dari daerah lain yang mempertanyakan, IKAB Pacah yo? Ba a mako pacah?” kalimat itu disampaikan oleh beberapa tokoh urang awak di Palembang antara lain dari daerah Sijunjung, Padang, Pariaman, Tanah Datar dan lainnya.

Afdhal yang ibunya berasal dari Talu, Pasaman Barat dengan bapak berasal dari Paninjauan Kecamatan Tanjung Raya, tetapi dari kecil sampai tamat MAN tinggal di Kurai, Bukittinggi adalah mantan Sekretaris Umum BMKM Sumsel periode 2002-2006. Di masa kepengurusannya, BMKM Sumsel bisa membeli lahan untuk sekretariat dan membangun Masjid Al Ikhlas HM Arma dan Gedung Cindua Mato.

“Mendirikan organisasi tu mudah. Tetapi kalau mengatasnamakan urang Agam dan Bukittinggi, maka sepatutnya dan dalam adat kalau dimusyawarahkan bersama-sama. Kalau hanya mengumpulkan beberapa puluh orang, rasanya belum pas,” katanya.

Afdhal menantang Gubernur Sumbar, Mahyeldi jika mau mendirikan organisasi keluarga Agam dan Bukittinggi se-Indonesia, silakan undang dari semua provinsi di Indonesia. Siapkan segala sesuatunya, AD/ART, Program dan semua yang diperlukan. Pilih dan bentuk organisasi secara baik dan benar untuk persatuan dan kebersamaan urang Agam dan Bukittinggi.

Seorang tokoh muda urang Agam di Palembang mengingatkan, bukan tidak mungkin setelah Perkab Sumsel itu, akan ada lagi organisasi urang Agam dan Bukittinggi lainnya di Sumsel. Padahal, eloknya organisasi urang Agam dan Bukittinggi itu satu saja.

Secara organisasi, pengurus IKAB Palembang sudah mengirimkan surat kepada Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Bupati Agam, Andri Warman dan Walikota Bukittinggi Erman Safar. Selain itu, surat dengan perihal “Informasi Bahwa IKAB Tidak Ikut Terlibat Serta Musyawarah Dalam Pembentukan Perhimpunan Keluarga Agam dan Bukittinggi (Perkab) Sumsel” juga sudah disampaikan kepada Gubernur Sumsel dan Walikota Palembang.

“Kita sampaikan informasi apa adanya saja sesuai fakta yang ada,” kata Afdhal Azmi Jambak.

Sementara itu, Reflin Arda, mengatakan pengurus IKAB Palembang terus melakukan pemantapan organisasi dan melaksanakan berbagai program kegiatan. “Kita juga sedang berusaha menyelesaikan pembangunan Masjid IKAB Daarul Mukhlisin yang tanahnya merupakan wakaf dari warga Palembang asal Kabupaten Agam. Alhamdulillah, sejak pelantikan pengurus IKAB Palembang periode 2024-2029 wakaf, infaq, sedekah dari warga Ikab dan kaum muslimin dari berbagai daerah dan kota mengalir terus. Sejumlah teman-teman pengurus dan Pembina IKAB yang ada di Jakarta dan daerah lainnya mengirimkan dana untuk penyelesaian pembangunan masjid IKAB Daarul Mukhlisin di Kelurahan Jakabaring Selatan itu,” katanya.

Reflin juga menjelaskan pengurus IKAB Palembang sedang menyiapkan acara Tablig Akbar yang akan digelar 16 Februari 2025 di Masjid Daarul Mukhlisin tersebut dengan ketua panitia, Syahrir Kamal Marah Sulaiman. (****)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *