PALEMBANG, newshanter.com − Salah seorang karyawan Swasta di Kota Palembang bernama Amelia (27) warga Talang Ratu Kelurahan Jl. Jenderal Sudirman Kecamatan IT I KM5 Palembang, hampir saja menjadi korban penipuan, bagaimana tidak penelpon diduga mengatasnamakan karyawan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Pusat Jakarta, meneror korbannya dengan modus korban telah memesan obat keras jenis narkoba serta akan memblokir kartu BPJS korban.
Menurut Amelia, awalnya ada telepon masuk, mengaku bahwa si penelpon adalah karyawan BPJS kantor pusat Jakarta, kemudian mengatakan bahwa kartu BPJS anda akan dinonaktifkan, dengan menekan angka nol. Dia (si penelpon,red) meminta korbannya untuk menyebutkan nama, lalu dia mengatakan ada di bulan 6 (enam) bahwa atas nama Amelia (korban,red) ada mengambil obat, antara lain obat vitamin, obat penenang, kesimpulannya ada 3 jenis obat yang diambil.
“Saya bilang ke sipenelpon yang mengaku bernama Antoni, memang ada saya mengambil obat, namun itu hanya obat vitamin,” kenang remaja yang akrab disapa dengan panggilan Amel ini.
Amel melanjutkan, sipenelpon minta jedah sebentar untuk mengecek lagi, apakah ada obat yang diambil, tak lama sipenelpon menuturkan bahwa Amel ada juga memesan obat keras sejenis narkoba, sedangkan memesan obat tersebut didaerah Bandung. Sipenelpon kembali memastikan apakah ada Amel pernah mengambil obat di Bandung, Amel langsung menyampaikan ke sipenelpon bahwa dirinya tidak pernah mengambil obat di daerah Bandung, apalagi Amel tidak punya keluarga di Bandung.
“Saya merasa tidak pernah memesan obat keras apalagi jenis narkoba, dengan tegas saya katakan kepada sipenelpon, pak Antoni kebetulan saya ada keluarga di kantor BPJS pusat, apakah benar bapak kerja di kantor BPJS pusat atau bapak ini mau menipu, lantas si penelpon mengatakan ‘hanya untuk memastikan takutnya, datanya mbak (Amel korban,red) nanti disalahgunakan’, tidak lama kemudian si penelpon langsung menutup telponnya,”ungkap Amel kepada media online ini, Minggu (16/07/23).
Secara terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) Wilayah Sumatera Selatan, Syamsudin Djoesman mengatakan, semenjak teknologi canggih penipuan pun makin canggih, apalagi sudah viral seperti undangan PFD banyak orang yang tertipu, dan kini ada salah satu karyawan swasta di kota Palembang hampir saja tertipu.
“Pesan kita, kalau ada orang yang tidak dikenal dan pura-pura kenal serta orang yang belum pernah kita temui, sebaiknya jangan pernah untuk ditanggapi. Hal ini juga pernah terjadi pada diri saya pribadi, namun alhamdullilah kita paham dunia kejahatan siber ini. Kemudian saya pancing-pancingi si penelpon ini, namun ternyata penipu ini ketakutan sendiri, dan mendadak menutup telponnya,”pungkasnya. (Sya)