Palembang, newshanter.com – Diskusi milenial Haul Gus Dur Ke-12 yang diselanggarakan oleh DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumsel dengan tema “Menghidupkan Kembali Gus Dur”, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Aulia Cendikia Talang Jambe, Kamis (20/01/2022).
Ada beberapa narasumber Ramlan Holdan Ketua DPW PKB Sumsel, SN. Prana Putra Sohe Walikota Lubuk Linggau, KH Hendra Zainuddin, M.Pdi Pimpinan Ponpes Aulia Cendikia, Kurmin Halim, S.H Ketua PHRI&PSMTI Sumsel, Hardi, S.H Ketua IPTI Sumsel, dan Bagindo Togar BB Pemerhati Sosial Sumsel. Dan turut dihadiri juga Ketua PBNU KH Amiruddin Nahrawi dan Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja.
Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan mengatakan, inti dari haul ke- 12 Gus Dur dengan tema “Menghidupkan Kembali Gus Dur”.
“Kita ingin menghidupkan apa yang telah diwariskan Gus Dur baik itu gagasan pemikiran dalam kontek keislaman, kebangsaan ini perlu ditauladani. Apa yang diwariskan beliau dalam kontek keberagaman, toleransi ini perlu diteladani. Sehingga In Sha Allah lahir sosok Gus Dur yang lain, ” ujarnya.
Lebih lanjut Holdan menuturkan, memang ada tantangan ketika Gus Dur melontarkan ide pada masa dahulu sedikit berbeda jika dibandingkan dengan zaman sekarang.
“Zaman Gus Dur di era kepemimpinan orde baru, sehingga mengangkat soal demokrasi yang menonjol, politik. Tapi itu semua untuk kepentingan bangsa dan negara lebih besar,” bebernya.
Lanjut Holdan, kelompok milenial memahami siapa sosok Gus Dur yang sebenarnya. Sehingga nilai-nilai yang diajarkan jangan sampai hilang.
“Warisan Gus Dur bisa kita tauladani bersama sama. Harapan kita ide, gagasan Gus Dur, nilai nilai toleransi, kebersamaan, saling menghargai itu kita jaga,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PBNU KH Amiruddin Nahrawi menuturkan, PKB ini adalah lahir dari NU. “Disitu ada NU, maka juga ada PKB. NU dan PKB sejajar, nyawa NU bersama PKB,” ucapnya.
Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe menambahkan, dengan dilaksanakannya haul Gus Dur ke 12 ini, diharapkan generasi muda memahami sosok Gus Dur yang senantiasa menjaga kebersamaan. Kebersamaan itu bisa muncul dari generasi muda.
Sementara itu juga, Ketua PSMTI Sumsel Kurmin Halim S.H menuturkan, pihaknya sangat bahagia diundang dalam haul Gus Dur ke 12.
“Bagi kami orang Tionghoa Gus Dur seperti dewa. Berkat Gus Dur ada Kepres nomor 6 tahun 2000 yang menghilangkan diskriminasi terhadap orang Tionghoa. Kemudian ada Kepres nomor 9 tahun 2001 yang memberikan kesempatan hari Raya Imlek bagi orang Tionghoa. Beliau tokoh pluralisme bagi kami. Kebersamaan dijunjung tinggi,” ucapnya.
Lanjut Halim, berkat Gus Dur semua jadi kebersamaan, penyatuan, dan kami merasa minoritas yang dihargai hidup aman dan tentram. Harapannya seperti inilah Indonesia beranekaragam yang ada. Dan seperti ini pemimpin yang berikutnya tetap mempertahankan kebersamaan ini. (Wid)