Sumbar. Newshanter.com. Jagad media sosial (medsos) di Sumbar dikejutkan dengan peredaran foto-foto malam keakraban siswa kelas III SMA 3 Padang, Sabtu (23/04/2016) malam di facebook dan berita mediaonline, baik lokal maupun nasional. Polemik muncul kala tingkah polah peserta malam keakraban bertajuk Last Night itu tampak bersama di kolam Hotel Bumi Minang, tempat gelaran acara tersebut.
Sejumlah mediaonline dan komen di facebook menyebutkan para siswa yang tak lama lagi akan jadi alumni itu mandi bareng di kolam. Namun, Ramadansyah, kepala SMA yang tergolong unggulan di Padang itu membantahnya. Ia menyebut, anak-anaknya tercebur ke kolam karena ulah usil dari sejumlah rekannya.
Acara ini, terpantau oleh seorang anggota Pol PP Padang, Amrizal Rengganis dan mengabadikannya. Ia mengaku melihat sendiri apa yang dilakukan oleh para pelajar yang merayakan suksesnya Ujian Nasional (UN) yang baru digelar beberapa waktu yang lalu.
Amrizal yang sehari-hari merupakan Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan (Kasi Lidik) Pol PP Padang ini menilai apa yang dilakukan peserta malam keakraban itu tak sejalan dengan norma yang ada di Minangkabau.
“Saya melihat sendiri pesta pada Sabtu (23/04/2016) malam tersebut. Sepertinya bebas sekali. Kebetulan saya dihubungi seseorang tentang acara tersebut. Saya lihat memang janggal dan kemudian saya koordinasikan dengan Wakil Wali Kota Emzalmi. Beliau memerintahkan saya untuk membubarkan, dan saya bubarkan acara itu pukul 21.15 WIB,” ucap pria yang kerap dipanggil Abak ini menceritakan runut pembubaran tersebut.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Padang Firdaus Ilyas membantah bahwa pihaknya dalam hal ini Satpol PP Kota Padang yang membubarkan acara tersebut. “Acara tersebut bubar setelah kepala sekolah dari SMA N 3 Padang mengetahui kejadian tersebut. Jadi bukan pihak kami,” katanya.
Hanya saja, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait tentang kronologis kegiatan ini, baik dari Pol PP Padang, Pemko Padang maupun pihak SMA 3 Padang.
Sementara itu ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Sayuti Dt. Rajo Pangulu mengaku kaget adanya pelaksanaan swimming party yang dilakukan oleh para siswa SMA Negeri 3 Padang yang baru saja selesai melaksanakan Ujian Nasional di kolam berenang hotel Bumi Minang, Sabtu (23/4) malam.
“Saya baru dapat informasi ini. Jadi saya tidak bisa banyak berkomentar perihal kelakuan siswa-siswa SMA Negeri 3 Padang ini di kolam berenang Hotel Bumi Minang tadi malam. Hanya saja ini jelas tidak melambangkan budaya Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” kata Sayuti kepada Haluan saat dihubungi melalui telepon.
Dijelaskannya, jika benar tindakan mereka di luar norma adat sebagai rang minang, apa yang telah dilakukan oleh para anak muda ini telah menjamurnya virus budaya barat yang sangat dengan prilaku liar, sehingga aturan dan pondasi budaya Minangkabau yang seharusnya mereka pegang teguh menjadi terabaikan.
“Mereka telah menjadi korban budaya barat. Terpengaruh dengan hidup glamour dan liar. Harusnya mereka menyadari sebagai generasi penerus urang awak yang harus berpegang teguh kepada aturan dan filosofi Minangkabau yang dekat dengan agama islam. Bukan menelan mentah-mentah budaya luar,” katanya lagi.
Ia juga menyayangkan lemahnya peran ninik mamak dan orang tua dalam keluarga saat ini, sehingga anak-anak menjadi lepas kendali. Padahal dua komponen utama dalam keluarga di Minangkabau ini yang menjadi pondasi prilaku anak dan kemenakan nantinya.
“Ninik mamak dan orang tua adalah contoh untuk anak dan kemenakan. Jika mereka lemah dalam mengayomi maupun mengarahkan anak dan kemenakan, ini lah akibatnya. Generasi muda kita menjadi liar dan tidak berpikir kritis dalam memahami budaya asing,” katanya lagi.
Sementara, Kepala SMA 3 Padang, Ramadansyah langsung meminta penjelasan dari para siswa SMA 3 yang hadir pada acara malam keakraban ‘Last Night’, Sabtu (23/4). Selain itu, sejumlah orangtua siswa yang turut mendampingi anaknya pada kegiatan tersebut, juga memberikan kesaksiannya.
“Dari penjelasan siswa, tidak benar ada mandi bareng dan berpeluk-pelukkan. Yang benar adalah, kegembiraan yang memuncak menyebabkan salah seorang siswa perempuan terpeleset dan jatuh ke kolam. Siswa yang laki-laki berusaha membantunya sambil meraih tangannya,” terang Ramadansyah.
Dikatakan, acara itu digelar siswa Kelas XII yang baru saja selesai UN atas prakarsa mereka bersama. Mereka bergembira sambil memilih kepenguruan Ikasmantri Angkatan 2016. Karena itu, dalam acara tersebut tidak ada seorang pun guru yang mendampinginya. Meski demikian, sejumlah orangtua siswa perempuan ikut mendampingi anak-anaknya hingga acara usai.
Salah seorang orangtua siswa yang datang ke sekolah memberikan kesaksiannya, Maihasni menyebutkan, anak perempuannya minta ditemani untuk menghadiri acara para siswa kelas akhir itu ke hotel. Dia duduk paling belakang dekat lokasi acara di pinggir kolam.
Maihasni mengikuti sejak awal acara hingga usai. Acara itu berupa silaturahmi antara siswa yang hendak berpisah selepas SMA. Pada acara itu, juga diberikan bermacam penghargaan untuk para siswa dengan kategori ‘terajin, termalas’ dan lainnya.
“Saya ikuti sampai selesai dari sore hingga malam. Tidak ada yang berpelukkan dan mandi bareng. Tetapi ada siswa perempuan yang terjatuh ke kolam dan pakaiannya kuyup. Siswa laki-laki berupaya menolongnya,” jelas Maihasni.
Sementara itu dalam pernyataan yang ditandatangani para siswa Kelas XII SMA 3 Padang, ada 9 butir pernyataan. Disebutkan, acara malam keakraaban itu tidak ada tujuan untuk melakukan perbuatan menyimpang. Mereka sangat menyadari bahwa mereka punya masa depan dan tak mungkin untuk tercemar.
Tak Berimbang
SEmentar itu Pengurus Besar Ikasmantri sangat menyesalkan pemberitaan kegiatan siswa SMA 3 Padang yang hanya sepihak dan disiarkan di media sosial itu. Apalagi berita tersebut disiarkan oleh aparat Satpol PP Kota Padang. Mestinya, sebuah berita layak siar tentu harus ada konfirmasi dan klarifikasi dari pihak bersangkutan.
Selain itu, berita yang dinilai keliru tersebut, dipastikan bakal mencoreng nama baik institusi pendidikan dan juga Kota Padang secara keseluruhan.
“Kita prihatin karena berita itu tidak benar seperti yang disiarkan. Tetapi sudah terlanjur beredar di media sosial tanpa klarifikasi lebih dulu dari pihak terkait,” kata Ketua Harian PB Ikasmantri, Yuliarman yang juga anggota DPRD Sumbar ini.
Belakangan, foto-foto yang beredar di facebook tampak dari beberapa sudut foto. Ada yang foto horizontal dan ada yang vertikal. Namun, keseluruhan foto yang beredar di dunia maya itu, tak satupun memiliki kualitas gambar yang baik. Hanya saja, di beberapa foto, memang tampak terpampang, ada beberapa orang yang berada di kolam renang. Tak jelas apakah itu perempuan atau laki-laki.
Pesta Mandi Bareng Siswa SMA Netizeh Heboh
Seperti diberitakan sejumlah media Online, Aksi puluhan murid sekolah mandi bareng di kolam kini menyebar cepat di media sosial. Mereka diduga dari SMA Negeri 3 Padang, yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional. Aksi itu berlangsung di sebuah hotel berbintang empat di kawasan Jalan Bundo Kanduang, Kota Padang.
Aksi itu menyerupai prom party, yang digelar di pinggir kolam renang dan dimeriahkan dentuman musik disjoki (DJ). Namun pesta akhir sekolah itu menjadi buah bibir di media sosial dan ditanggapi beragam para pengguna internet (netizen).
Berdasarkan foto yang diunggah sebuah akun bernama Amrizal Rengganis, yang diketahui sebagai Kepala Seksi Penyidikan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, prom night ala pelajar SMA Negeri 3 Padang itu juga diwarnai mandi bareng di kolam renang.
Melihat foto yang diunggah, dari ujung kolam renang terlihat sebuah panggung untuk disjoki, dan berjarak tiga meter dari panggung langsung kolam renang. Di dalam kolam, sejumlah pelajar tengah berendam sambil tertawa kegirangan dan ada yang berpakaian minim.
Di atas settle ban kolam, terlihat seorang pelajar bertelanjang dada. Semua larut dalam hentakan musik disjoki yang disajikan. Sementara pada latar belakang yang terpasang, tertulis acara itu berjudul last night atau malam terakhir.
“Gawat! Acara perpisahan malam keakraban SMA 3 Padang malam ini di hotel bumi minang ajang mandi rame2 antara cowok dan cewek bercampur baur di kolam renang. Mereka satu sama lain asik berpelukan berdua sambil “hajar dj” masih budaya minang kah…!!”, demikian pemilik akun bernama Amrizal Rengganis, yang membagikan foto.
Saat dikonfirmasi, Amrizal Rengganis, menyebutkan, pesta yang diselenggarakan pelajar SMA Negeri 3 Padang itu memang tidak layak untuk pelajar. Katanya, itu tidak mencerminkan budaya Minang.
“Saya melihat sendiri pesta itu malam tadi (Sabtu, 23 April 2016), dan memang sepertinya bebas sekali mereka mandi mandi di kolam renang hotel itu, bahkan ada yang berpelukan,” ujar Amrizal di Markas Komando Satpol Pamong Praja Kota Padang pada Minggu, 24 April 2016.
“Kebetulan saya dihubungi seseorang tentang acara tersebut, dan saya lihat memang sudah di luar batas. Kemudian saya koordinasikan dengan Wakil Wali Kota Emzalmi dan beliau memerintahkan saya untuk membubarkan, dan saya bubarkan acara itu pukul 21.15 WIB. Namun sayangnya para pelajar itu langsung merobek-robek backdrop acara mereka,” ujar Amrizal.(HLN/MN/NHO)