Kemenkeu Satu Sumsel Gelar BDS Untuk Para UMKM, Memajukan UMKM Sampai Dengan Dia Naik Kelas

Palembang, newshanter.com – Puluhan stand atau tenan ikut meramaikan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Sumatera Selatan (Sumsel). Adapun kegiatan Kemenkeu Satu Sumsel ini sendiri melaksanakan kegiatan Business Development Services (BDS) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Siap ekspor yang diselenggarakan di atrium Palembang Square Mall Palembang.

Turut hadir di dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Sumsel dan Kepulauan bangka Belitung (Babel) Ir Romadhaniah, M.Ec, Ketua Pengurus Wilayah Sumsel Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Achmad Syamsudin, Kepala Balai Karantina Kelas I Palembang drh Azhar, Analis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Nadia Davega, PB.,S.P.,M.Si, dan undangan lainnya.

Dikatakan Kakanwil Ditjen Pajak Sumsel Dan Kepulauan Babel Ir Romadhaniah, M.Ec, dimana Kemenkeu Satu Sumsel terus mendorong sektor UMKM di Provinsi ini agar tidak hanya “jago di kandang” tapi juga bisa kita dorong sampai tembus ke pasar Internasional.

Dalam proses itu tentu BDS ikut campur terkait dengan binaan, berarti dari produknya, bagaimana packaging, sampai dengan sertifikasi halal, dan sampai mereka maju bisa go Internasional yakni ekspor.

“Jadi Kemenkeu itu memang tujuannya untuk memajukan UMKM sampai dengan dia naik kelas didunia Internasional, itu sih intinya,” ujarnya.

Kemudian, kalau berbicara ekspor ini sebenarnya ranahnya Bea Cukai juga, kalau dari sisi kami ekspor itu tidak ada pajak dalam konteks PPN, kan PPN itu tidak dikenakan, atau dikenakan nol persen.

Jadi supaya ekspor kita ini maju terus, jadi memang kalau untuk PPN-nya nol pesan. Pastinya kalau ini pendapat saya secara pribadi, masalah packaging yang kalau di Internasional itu perlu higienis, perlu yang efektif dan efisien dibawa ke mana-mana.

“Itu yang mungkin harus pemahaman lebih paham seperti didunia Internasional itu produk, dan packaging seperti apa sih yang mereka bisa tembus ke pasaran Internasional itu yang paling penting,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, kalau makanan saya yakin tidak ada yang bisa menyaingi, karena kota Palembang ini punya khas sendiri, seperti pempek, karena tidak mungkin ada di Thailand, dan tidak ada mungkin ada dimana-mana.

Jadi memang untuk pasarannya bisa tembus, hanya saja kaitannya dengan packaging, higienis atau tidak, makanya sertifikasi halal ini bukan sekedar anti kehalalannya, tapi baik untuk kesehatan lebih mengarah ke sana.

“Ketika kita mendorong ekspor masyarakat perekonomian ini maju, di mana UMKM tidak dikenakan pajak sampai dengan dia per tahunnya di atas 500 juta, itu berarti kan dia tidak dikenakan pajak,” katanya.

Menurut Ketua Pengurus Wilayah Sumsel MES Achmad Syamsudin, kita sekarang ini yang kita berikan 10 UMKM, sebenarnya kita sudah banyak untuk pemberian sertifikasi, cuma memang kita lagi kejar yang free. Tetapi kalau yang nanti kita ada juga yang nanti berbayar kita usahakan juga yang bekerja sama dengan beberapa instansi.

Terus jalan, karena jumlah kita sudah ada di MES kita juga sudah banyak yang kita bisa kerjakan, sekitar ada 10 penilai untuk sertifikasi. Dan tadi disebutkan juga ada 2 sih syaratnya yakni ada halalnya dan kemudian ada Toyib.

“Kita kerja sama tidak bisa kita sendiri dalam sertifikasi halal ini, sedangkan kriterianya mereka sebenarnya lebih banyak kepada sertifikatnya dan kemudian ada kualitasnya,“ ucapnya.

Masih dilanjutkannya, sedangkan kualitas ekspor itu benar-benar harus diperhatikan kesehatannya, kalau bahasa kita yakni Toyib, di mana Toyib itu bersih, Toyib juga itu harus juga standarnya mutunya bagus, paketnya dengan bagus, masa berlakunya juga jelas.

Di mana yang penting bakal kalau ada masalah itu kandungan kalorinya harus kita masukan, itulah challenge teman-teman UMKM harus berani untuk mendeclear itunya semuanya. Sebenarnya bertahap pemerintah sekarang ini gratis dilakukan, sedangkan yang berbayar itu untuk yang usaha-usaha tertentu.

“Tetapi untuk UMKM itu digratiskan, yang kita lakukan adalah itulah yang kita lakukan. Untuk pengawasannya sendiri ada Balai Karantina, ada sertifikatnya untuk melalui itu. Bukan hanya itu saja, mereka juga harus terus berinovasi, mereka harus coba dahulu, stoknya tergantung dari permintaan daripada pasarnya,” imbuhnya.(ton)

Pos terkait