Kembangkan Jiwa Entrepreneur Sembari Kuliah   

  • Whatsapp
Mujiyati, SE, M.Si.Dosen Kewirausahaan Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kesehatan Gigi

Penulis : Mujiyati, SE. M.Si, Dosen Kewirausahaan Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kesehatan Gigi          

            

Generasi muda adalah generik yang energik, penuh semangat, menyukai tantangan, berhasrat untuk mengekspresikan dirinya dan sering memiliki banyak ide kreatif yang dapat direalisasikan menjadi bentuk usaha. Kondisi ini mendorong munculnya wirausaha muda. Selama beberapa dekade terakhir ini, kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di bebagai Negara. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan turut memiliki andil dalam mendorong praktik-praktik entrepreneurial yang pada akhirnya mampu menciptakan berbagai penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Kewirausahaan di berbagai Negara terbukti dapat membuka peluang kerja.

 

Zaman sekarang tak ada jaminan bagi lulusan sarjana untuk mendapatkan pekerjaan yang layak bahkan tak sedikit juga banyak lulusan sarjana yang pengangguran. Hal ini disebabkan salah satunya karena minimnya lapangan pekerjaan yang tak seimbang dengan pencari kerja. Minimnya lapangan pekerjaan ini tak diimbangi dengan kesiapan para penyandang gelar sarjana dengan kemampuan bersaing di dunia kerja, maka faktor internal ini cukup menjadi penghambat bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu mental para sarjana yang hanya bergantung pada lapangan kerja yang ada dan tidak berpikir untuk menciptakan lapangan kerja sendiri dengan menjadi entrepreneur merupakan salah satu kendala juga. Maka mahasiswa juga harus memikirkan untuk kedepannya jika lapangan pekerjaan sudah susah didapat. Dengan minimnya kemampuan berwirausaha di kalangan lulusan sarjana saat ini, maka sangat penting bagi mahasiswa untuk menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship pada diri mereka.

 

Perguruan Tinggi (PT) hingga kini masih di klaim sebagai pabrik yang menghasilkan pengangguran. Indikasi semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah minat mereka untuk menjadi wirausahawan. Terkadang dilapangan, ternyata minat berwirausaha lulusan SLTA lebih tinggi disbanding dengan lulusan Perguruan Tinggi. Alumni Perguruan Tinggi, terkadang kesulitan untuk mendapatkan lowongan pekerjaan, hal ini disebabkan karena ketidakcocokan antara kualifikasi lulusan dengan ketersediaan lowongan pekerjaan.

 

Salah satu elemen masyarakat yang diharapkan mampu bersaing di masa depan dalam sektor bisnis adalah generasi muda khususnya mahasiswa. Mahasiswa yang memang dalam keseharian proses belajar mengajar mendapatkan banyak input di lingkungan akademik tentunya merupakan asset potensial generasi millennial untuk sukses bersaing dalam dunia bisnis. “Agent of Change” ialah kalimat yang sering dihubungkan dengan orang yang menyandang status sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak, mahasiswa diharapkan mampu menjadi motor perubahan dalam menghadapi masalah-masalah yang tengah terjadi. Kehidupan mahasiswa tentu tidak ringan.Para mahasiswa harus siap dengan berbagai tugas yang diberikan. Tak jarang, banyak mahasiswa yang kewalahan untuk membagi waktu dalam mengerjakan tugas. Bagi mahasiswa yang berasal dari daerah, mereka dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan memendam rasa rindu terhadap keluarga.

 

Mahasiswa juga dihadapkan dengan permasalahan kebutuhan sehari-hari yang tidak sedikit. Mereka memerlukan biaya untuk membayar kuliah, tempat tinggal bagi mahasiswa yang dari luar daerah, dan biaya untuk makan. Tak hanya itu, mahasiswa juga membutuhkan biaya lebih ketika ada tugas yang perlu dicetak maupun ketika ada kegiatan perkuliahan di luar kota. Oleh karena itu, tak sedikit mahasiswa yang memilih untuk berwirausaha di tengah masa kuliahnya.

 

Perkembangan teknologi dan komunikasi di era digital saat ini membawa dampak bagi seluruh sektor kehidupan, tak ter kecuali sektor bisnis yang kian kompetitif. Menghadapi situasi tersebut maka diperlukan adanya terobosan pemikiran yang bersifat kreatif dan inovatif dalam memulai suatu ide usaha. Semangat dan tren wirausaha di kalangan mahasiswa semakin meningkat. Buktinya, banyak mahasiswa berminat membuka usahanya sendiri, terutama setelah ada dorongan dan dukungan kampus.

 

Kreativitas, inovasi dan kewirausahaan merupakan tiga dimensi yang berkaitan. Ketiga dimensi ini bersinergi menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah kegiatan usaha.Wirausaha umumnya memiliki kecenderungan untuk berinovasi. Inovasi yang dilakukan wirausahan dapat berbentuk sederhana. Kemampuan seseorang untuk dapat memikirkan dan mengembangkan  ide baru, cara baru dalam melihat masalah dan peluang, sehingga muncul solusi kreatif. Sedangkan, kemampuan untuk mengimplementasi ide kreatif tersebut terhadap permasalahan dan peluang yang ada untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan orang. Daam hal ini inovasi haruslah dapat diterima oleh pasar.

 

Seseorang wirausaha jika ingin sukses, tentu harus melalui proses disiplin dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan, problem, dan peluang pasar. Dalam hal ini, kewirausahaan adalah tentang bagaimana wirausaha mengatasi permasalahan pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan memanfaatkan peluang dengan cara melahirkan bentuk maupun jasa.  Sekarang perusahaan – perusahaan yang semakin banyak dan semakin selektif dalam memilih karyawannya terutama yang mempunyai jiwa wirausaha.

 

Saat ini kita semua harus mampu mempunyai kemampuan dalam segala bidang terutama dalam kalangan mahasiswa, namun bisa dikatakan sangatlah minim. Karena mereka hanya berpikir setelah lulus mereka akan berkerja di perusahaan ternama namun mereka juga lupa jika mereka mempunyai jiwa usaha yang hebat jika setelah kelulusannya mereka membuat usaha kecil-kecilan namun mereka akan menjadi bos dan mereka yang akan menentukan segalanya.

 

Ada banyak dampak yang dirasakan bagi mahasiswa yang kuliah sambil menjalankan usaha baik dari sisi positif maupun negatif. Sisi positifnya ialah salah satunya mahasiswa bisa memperoleh ilmu serta pengalaman dalam kegiatan berwirausaha. Mahasiswa yang berwirausaha, mereka akan mengetahui lebih dini bagaimana cara berwirausaha yang tepat. Baik itu dari mata kuliah yang diterimanya ketika di dalam kelas maupun dari teman yang belajar mengenai teori-teori berwirausaha untuk diterapkan langsung dalam usahanya tersebut.

 

Dengan begitu mahasiswa jadi lebih siap dan matang ketika menjalani kehidupan setelah masa kuliah. Mengerti bagaimana solusi yang tepat ketika mendapatkan masalah dalam berwirausaha. Misalnya dapat merancang planning usaha dengan tepat seperti menentukan akan berwirausaha dalam bidang apa, siapa yang menjadi sasaran konsumen, bagaimana keadaan pasar, dan lainnya. Manfaat lain ialah mahasiswa dapat memperoleh jaringan (networking) yang luas. Jaringan tersebut dapat berguna bagi kehidupannya nanti. Dengan memperoleh jaringan yang luas, mahasiswa dapat memajukan usahanya dan menambah ilmu dari orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang bisnis. Dampak selanjutnya ialah sukses di usia muda. Menjadi kebanggaan tersendiri jika seseorang yang menyandang status sebagai mahasiswa sudah sukses. Karena sukses di usia tua merupakan hal yang lumrah, namun sukses di usia muda merupakan hal yang luarbiasa. Terlebih, jika usahanya itu memerlukan banyak karyawan tentu dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Manfaatnya ialah dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Jika jumlah pengangguran berkurang maka akan meningkatkan daya beli dan pendapatan perkapita akan naik.

 

Jiwa wirausaha dapat dibangkitkan melalui pembelajaran ranah pendidkan. Semua itu dilakukan agar mereka bisa mengubah pola pikir mereka agar setelah lulus nanti mereka sudah merencanakan akan membuat usaha apa bukan mencari kerja apa. Karena itu, jika para mahasiswa, setelah keluar dari perguruan tinggi tidak memiliki jiwa wirausaha itu, mungkin karena pendidikan yang dikembangkan perguruan tinggi, tidak mengajarkan bagaimana cara membangkitkan jiwa wirausaha dalam diri mereka, sehingga mereka pasif dalam menghadapi masa depan mereka. Mereka harus diberikan bekal secara teoritis baru setelah itu melakukan survey di beberapa perusahaan atau home industry agar mereka bisa melihat secara langsung dan menanyakan pengalaman pengusaha-pengusaha tersebut. Itu sangat berguna untuk lebih meningkatkan jiwa wirausaha.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *