Pekanbaru – Sekitar 12.262 jiwa warga Riau terserang penyakit inspeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Penyakit ini merupakan imbas dari kabut asap kebakaran hutan dan lahan.Hal itu disampaikan Kadis Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril kepada wartawan, Senin (07/09/2015). Menurut Andra, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari 29 Juni hinggga 7 September 2015.Selain penyakit ISPA, kabut asap juga menimbulkan penyakit lainnya. Penyakit pneumonia 324 orang, asma (513), iritasi mata (879), iritasi kulit (1.256).
“Kita mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan. Kalaupun terpaksa harus keluar, sebaiknya menggunakan masker,” kata Andra.Masih menurut Andra Diskes Riau saat ini sudah membagikan 200 ribu masker kepada masyarakat di kabupaten dan kota di Riau.”Kita juga sudah mengajukan penambahan masker ke pemerintah pusat,” tutup Andra.
Andra juga menceritakan, bahwa pihaknya juga meminta bantuan masker N95. Masker itu merupakan masker khusus penyakit menular.
“Masker yang kita bagikan sebenarnya sudah standar. Hanya saja ada yang lebih baik lagi N95 yang biasanya dipakai pasien khusus penyakit menular. Rencananya kita usulkan juga untuk dibagikan ke warga korban asap, tapi tidak dikabulkan Departemen Kesehatan,” kata Andra.(
Sementara itu kini disejumlah Rumah Sakit dirawat penderita ISPA seperti di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.SElama di rawat Mereka umumnya tidak mengenakan masker di tengah kabut asap yang melanda Riau. RS Arifin Achmad ini berada di Jl Diponegoro Pekanbaru di bawah naungan Pemprov Riau. merupakan rumah sakit terbesar di Pekanbaru ini, tak luput dari kepungan asap imbas kebakaran hutan dan lahan yang saat ini terjadi.
RS ini terbagi dari beberapa kelas, dari ruangan hanya bermodalkan kipas angin, sampai ruangan ber AC.Asap pekat dirasakan para pasien. Namun mereka tentunya juga tidak bisa berbuat banyak, terutama yang berada di kelas II, tanpa AC. Banyak pasien dari berbagai penyakit, tidur dengan ruangan terbuka. Pintu depan dan belakang ruangan dibiarkan menganga. Asap pun turut menyesakkan dada.
“Belum ada dikasih masker oleh pihak rumah sakit. Kakak saya yang mengalami sakit kanker payudara di rumah sakit ini,” kata Ny Nuria yang menjaga kakaknya lagi sakit dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (07/09/2015).
Pantauan di lokasi, hampir semua pasien yang ada tidak mengenakan masker. Cerita seorang pasien patah tulang, dia mengaku sebenarnya pusing menghirup asap. Apalagi ruangannya hanya mengandalkan kipas angin.”Ya pusing juga menghirup asap ini. Tapi kami belum ada dibagikan masker dari pihak rumah sakit,” kata pasien yang minta namanya tidak ditulis.
Namun demikian, sejumlah petugas di RSUD Arifin Achmad sebagian terlihat mengenakan masker. Para perawat dalam melayani pasien di ruangan Cendrawasih tampak mengenakan masker. Pun demikian, masih banyak juga perawat, Satpam tanpa mengenakan masker.Dirut RSUD Arifin Achmad, Dr Nuzeli kepada detikcom menjelaskan, bahwa semua ruangan tak luput dari asap.
“Ruangan ber-AC sekalipun tak luput dari asap, sebab ketika membuka pintu, sedikit banyaknya asap tetap bisa masuk. Apalagi ruangan tanpa AC,” kata Nuzeli.Pihak RSUD Arifin Achmad sebenarnya sudah menginstruksikan baik pasien dan perawat atau petugas rumah sakit untuk mengenakan masker selama kabut asap.
“Ruangan pasien kami juga tak luput dari asap. Kita tengah mengajukan masker ke Dinas Kesehatan Provinsi Riau agar bisa kami bagikan kepada pasien,” kata Nuzeli.Nuzeli mengharapkan, agar permohonan meminta masker segara terealisasi. “Semoga saja masker tersebut dapat segera kami terima untuk dibagikan kepada pasien,” tutup Nuzeli.(DTC/NR)