Padang, NewsHanter.com – Sudah diprediksi sebelumnya, pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Fachira Karya, diduga bakal berujung bermasalahan. Penyebab, banyaknya paket didapat tahun ini, tak sebanding dengan tenaga kerja, peralatan dan modal. Hanya, berharap uang muka, membuat perusahaan ini keteteran dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tidak itu saja, proyek di
Pemerintah Kota Padang, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Program Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Kegiatan Rehabilitasi Trotoar, Pekerjaan Rehabilitasi Trotoar Paket 9, saja yang diduga bermasalah, tapi juga paket lain dikerjakan perusahaan nekat ini.
Tercatat paket yang dikerjakan CV. Fakhira Karya milik Tanjung itu, termasuk group perusahannya, Kantor Camat Padang Barat, Kantor Lurah Belakang Tangsi dan beberapa Rehab Sekolah Dasar (SD) di Kota Padang. Telusuran media ini, hampir semua paket menuia sorotan, termasuk kalangan media.
Khusus untuk proyek bernomor kontrak 70/Kont – SDA/APBD-PUPR/2019, mulai tanggal 19 Juli 2019, nilai kontrak Rp.932.728.342,11 Waktu Pelaksanaan 105 (seratus lima) hari kalender, Kontraktor Pelaksana CV. Fachira Karya, Konsultan Pengawas CV. Nadra Kons yang berlokasi di Simpang Haru, Kecamatan Padang Barat Sabtu (19/10/19) tidak ada aktifitas pekerjaan dan ditinggalkan begitu saja.
Ditemukan adanya beberapa dugaan, pekerjaan asal-asalan dan terkesan sembrawut. Seperti pasangan paving block, dibeberapa titik terban.
“Ini disebabkan tak ratanya pemadatan, sehingga, paving block, terban dan terbenam. Bahkan, berpengaruh goyahnya pasangan pavingan block lain,” kata Darwin, Direktur LSM ACIA.

Terlihat juga, kata Darwin, pasangan paving block, ada yang pecah dan retak. Begitu juga kastin, dilokasi pekerjaan banyak hancur. Rata-rata yang hancur, diduga kastin cetak sendiri, bukan pabrikasi. Ini terlihat dari warna kastin dan kokoh dalam percetakan, ucapnya.
“Ada indikasi beberapa Paving Block, bukan pabrikasi, tapi diduga di cetak sendiri. Dan, ini rata-rata yang pecah,” kata Darwin.
Laki-laki pegiat korupsi yang telah banyak melaporkan dugaan penyimpangan pekerjaan proyek, baik menggunakan dana APBD maupun APBN ke aparat penegak hukum ini, juga mengatakan, penyebab sembrawutnya pekerjaan proyek ini, CV Fakhira Karya mengejar pekerjaan lain tanpa memikirkan mutu dan kualitas pekerjaan. Disamping itu, perusahaan nekat tersebut, juga berburu pekerjaan lain, seperti Kantor Camat Padang Barat.
“Bahkan beberapa Sekolah Dasar dikerjakan perusahaan milik Tanjung dan groupnya ini diduga bermasalah. Intinya, persoalan yang terjadi antara paket yang didapat perusahaan tersebut, tak seimbang dengan tenaga teknis, tenaga kerja dan dana,” katanya seraya menyebutkan, kita buktikan akhir tahun ini, perusahaan nekat tersebut pasti bermasalah dalam menyelesaikan pekerjaan.
Darwin juga mengatakan, Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pekerjaan trotoar Simpang Haru, sangat buruk sekali. Padahal, lokasi pekerjaan ditengah keramaian, apalagi ada dua sekolah berseberangan.
“Sepertinya perusahaan nakal ini mengabaikan SMK3, seperti rambu dan police line yang mengundang kecelakaan,” pungkasnya.
Menariknya, Tanjung pemilik perusahaan disaat dikonfirmasikan via WA nya, terkesan bungkam. Dibuat pertanyaan dan dikirim foto pekerjaan tak ditanggapi. Begitu juga ditelepon melalui hp selulernya tak dijawab sama sekali. Sampai berita ini diturunkan, Tanjung masih terkesan bungkam. (Tim)