Sumbar –Newshanter.com.Akibat Hujan deras yang terus melanda daerah Sumatera Barat membuat dua kabupaten/kota di provinsi tersebut diterjang banjir sejak tadi malam sampai Senin (8/2/2016) dini hari.
Menurut Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, banjir terparah menerjang Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan. Banjir tersebut merendam tiga jorong (dusun), yaitu Jorong Lubuak Nago, Jorong Pasa Usang, dan Jorong Sampang.
“Banjir diperkirakan setinggi satu meter yang berdampak sebanyak 400 rumah terendam. Untuk sementera, kita ungsikan masyarakat ke Masjid Raya Pangkalan,” ujarnya pada Okezone, Senin (07/02/2016).
BPBD Kabupaten Limapuluh Kota telah mengerahkan tiga perahu karet untuk mengevakuasi warga. Akibat banjir tersebut, untuk sementara listrik di daerah itu padam. “Kita langsung dipimpin oleh Kepala BPBD Limapuluh Kota di lokasi kejadian,” ujarnya.
Sementara di Kota Solok, ada dua kecamatan yang direndam banjir, yaitu Kecamatan Tanjung Harapan dan Kecamatan Lubuk Sikarah. Di dua kecamatan itu, total rumah yang terendam mencapai 70 unit.
Menurut Kepala Pusdalops BPBD Sumatera Bara, Rivalino Pagar Begara, dari laporan BPBD Kota Solok, dua kecamatan yang tergenangi banjir itu adalah Kecamatan Tanjung Harapan di Kelurahan Koto Panjang ada sebanyak 12 rumah terendam, sedangkan di Kecamatan Lubuk Sikarah ada 58 rumah.
“Sampai malam ini kendaraan info polisi juga bolak-balik dan terus berpatroli sambil memberikan peringatan kepada warga yang berada di sepanjang aliran sungai untuk tetap waspada,” katanya.
Ratusan Hektar Sawah Terendam
SEmentara itu seperrti dilansir Antara di Solok Ratusan hektare sawah di dua nagari (desa) di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok terendam banjir akibat hujan lebat sepanjang Jumat (05/02/2016) malam hingga Sabtu dini hari.
Camat Bukit Sundi, Jasman didampingi Wali Nagari Muaropaneh, Zulfirman di Arosuka, Sabtu menyebutkan banjir terjadi akibat luapan Sungai Batang Gadih yang tak mampu lagi menampung debit air hujan.
Selain merendam ratusan hektare sawah, kata Jasman, banjir juga menyebabkan sebuah proyek batu geronjong untuk dam penahan tebing sungai di Jorong Balai Pinang Nagari Muaropaneh hanyut diterjang air bah luapan banjir tersebut.
Padahal, katanya, proyek pengerjaan batu geronjong itu baru saja selesai dibangun melalui bantuan dana pemerintah provinsi Sumatera Barat.
“Selain itu puluhan rumah penduduk di jorong Balai Pinang dan Jorong Galagah Muaropaneh juga ikut terendam banjir” kata Jasman.
Pemerintah Kecamatan Bukit Sundi dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, sejak Sabtu dini hari hingga siang hari masih melakukan pendataan dan proses evakuasi warga ketempat yang aman.
Pemerintahan Nagari Muaropaneh dan Nagari Kinari yang wilayahnya menjadi korban banjir luapan Sungai Batang Gadih itu juga ikut melakukan pemantauan dan antisipasi kemungkinan terjadinya banjir susulan terhadap perumahan penduduk diwilayah setempat.
Kendati sampai Sabtu siang, air mulai berangsur surut, kata Jasman, namun pihak pemerintahan Kecamatan Bukit Sundi dibantu petugas BPBD, TNI/Polri dan pemerintahan Nagari diwilayah itu tetap melakukan antisipasi datangnya banjir susulan.
“Mengingat hujan rintik-rintik sebagian masih turun di wilayah Kabupaten Solok” katanya.
Jasman menerangkan dari lima nagari yang berada dalam wilayah Kecamatan Bukit Sundi, tiga nagari diantaranya berada dalam wilayah rawan banjir.
Wali Nagari Muaropaneh Zulfirman menyebutkan akibat banjir yang merendam ratusan hektare areal tanaman padi masyarakat, kemungkinan besar masyarakat petani setempat akan mengalami kerugian yang cukup besar.
Karena banyak tanaman padi masyarakat yang sebagian akan panen, rusak porak poranda akibat terendam banjir dan mengalami gagal panen.
Mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan katanya, masyarakat yang tinggal di Sungai Batang Gadih di Jorong Balai Pinang dan Galagah, diimbau untuk tetap waspada.
“Mengingat banjir susulan bisa saja kembali datang secara tiba-tiba bila hujan lebat kembali mengguyur wilayah Kabupaten Solok” katanya.(ANT/OKZ/.NHO)