Pangkalan Kerinci, Newshanter.com – Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat tentunya menjadi tujuan utama dari seorang pemimpin. Tidak lama setelah terpilih menjadi Presiden di Indonesia, Joko Widodo meluncurkan sebuah program yakni sejuta rumah yang diperuntukkan bagi masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal.
Program luncuran dari Presiden Fenomenal di Indonesia itu disambut hangat oleh masyarakat. Bagaimana tidak, masyarakat yang selama ini belum pernah memiliki rumah kini bisa mendapatkan rumah dengan harga yang miring karena sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Akan tetapi, terobosan yang diluncurkan mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu nampaknya kalah saing dengan Program Samsari yang tidak lain adalah Kepala Desa Palas Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Jika Presiden memberikan subsidi kepada masyarakat yang belum memiliki rumah dengan menggunakan dana APBN, pria yang satu ini malah memberikan tanahnya kepada masyarakat yang ingin tinggal dan menetap di Desa Palas secara cuma-cuma dengan dana sendiri.
Bahkan untuk pengurusan sertifikat hak milik (SHM) tanah, Samsari membantu masyarakat melalui program prona yang pada tahun 2016 lalu mencapai 200, selanjutnya akan ditambah setiap tahunnya, agar dapat meringankan warga.
Apa yang dilakukan Samsari memang tidak sebesar apa yang dilakukan oleh Presiden RI, kalau Jokowi punya sejuta rumah, Samsari punya 1000 tapak rumah gratis lengkap dengan sertifikat, selain itu juga ada beberapa fasilitas umum seperti pasar.
Kepada Newshanter.com, Samsari mengatakan program yang diluncurkannya pada tahun 2016 lalu itu tentunya memiliki tujuan, salah satunya untuk menggerakkan perekonomian di Desa Palas yang ia pimpin itu.
Lebih lanjut Samsari menceritakan, pertama kali menjabat sebagai Kepala Desa, jumlah Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Palas hanya 360, dan sejak program tersebut diluncurkan, jumlah KK yang ada di Desa Palas sudah mencapai 500-an.
Dalam pemikiran pria yang baru pulang haji tahun 2016 itu, jika masyarakat yang ada di Desa Palas tidak sampai 2000 jiwa, tentunya pertumbuhan dan perputaran ekonomi di desa tersebut sangat minim.
“Dulu jumlah KK di Desa Palas hanya 360, tapi sekarang sudah melebihi 500 KK, pertumbuhannya sangat luar biasa,” terang Samsari kepada Newshanter..com.
Dibalik gratisnya tapak rumah yang disediakan Samsari, tentunya terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya adalah harus tinggal dan menetap di Desa Palas, begitu juga dengan tapak rumah yang telah didapat tersebut tidak boleh diperjual belikan.
“Syarat utamanya tinggal di Desa Palas dan yang kedua tanah tersebut tidak boleh diperjualbelikan,” imbuhnya.Terkait program tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Batin Sengeri itu menegaskan bahwa program 1000 tapak rumah tersebut tidak memiliki embel-embel dibelakang hari, sebab ia lebih memilih mendapat balasan di akhirat.
“Balasannya cukup di akhirat saja,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Newshanter.com, kini jumlah masyarakat yang berminat untuk tinggal dan menetap di Desa Palas terus bertambah, bahkan jumlah antrian sudah mencapai 500-an KK.(ton/fdl)