Empat Warga Sumsel Tewas Diterkam Harimau, Terakhir Mustadi warga Desa Pajar Bulan Mara Enim

  • Whatsapp
Mustadi (52) warga Desa Pajar Bulan Mara Enim

Muara Enim . Newshanter.com, Selama November dan Desember 2019 ini, setidaknya empat Warga Sumatera Selatan tewas diterkam harimau. Peristiwa baru saja terjadi menimpa Mustadi (52) warga Desa Pajar Bulan, Kecamtan Semende Darat Ulu (Sdu) Kabupaten Muara Enim, ia tewas diterkam harimau di kebun kopi Ataran Padamaran, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat yang berbatasan langsung dengan Desa Rekimai Jaya, kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Jum,at (13/12/2019) pada pukul 04.00 Wib. Ia ditemukan warga dalamm keadaan meninggal.

Kapolsek Semendo AKP Fery Ferdayanto menuturkan kronologis kejadian singkatnya, pada hari Kamis Tanggal 13 Desember 2019 sekira pukul 17.30 wib menurut keterangan saksi, saat itu korban sedang memetik buah kopi di ataran Pademaran Kecamataan kota Agung Kabupaten Lahat.

” Lanjutnya, salah satu saksi Irianto (32) yang sedang mengiling kopi dihalaman pondok, melihat Satu ekor Harimau menuju ke arah korban, saksi langsung berteriak mmberitahu korban sambil berteriak.

Namun saat itu juga harimau tersebut langsung menerkam korban, lalu saksi memberitahukan kejadian tersebut melalui handphone ke masyarakat Desa Rekimay Jaya Kecacamatan Semende Darat Tengah (SD) kabupaten Muara Enim.

Dari informasi dari warga, Polsek semendo sekira pukul 23.00 Wib jajaran anggota Polsek Semendo yang dipimpin oleh Kapolsek semendo dan kanit bimas polsek semendo IPTU Awan Setiadi bersama sama dengan warga masyarakat menuju ke TKP untuk mengavakuasi jasad korban.

Setelah dilakukan evakuasi yang berbatasan langsung dengan desa Rekimai Jaya sekira pukul 04.00 Wib korban berhasil di evakuasi dalam keadaan sudah meninggal dunia.Korban mengalami luka Robek pada bagian leher, kaki kiri kanan korban dan bagian dada korban sebelah kanan.Kemudian korban dibawa ke puskesmas pajar bulan untuk dilakukan pemeriksaan intensif.

“Kini jenazah korban langsung di bawa oleh pihak keluarga untuk di makamkan di Desa Pajar Bulan Kecamatan Semende Darat Tengah (SDU)Kabupaten Muara Enim,” pungkasnya

Kejadian di Sekayu, Pagar Alam

Sementra itu Bedasarkan catatan Newshanter. com, dengan kejadian ini berarti dalam dua bulan ini ada empat warga diterkam harimau Sumatera di wilayah Sumatera Selatan. Korban pertama dialami Yudiansyah Haryanto (40), warga Dusun Tebat Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam. Ia ditemukan aparat dan masyarakat pada 5 Desember 2019 lalu, kondisi tubuh Yudiansyah Haryanto yang akrab disapa Yanto ini, sangat menggenaskan.

Selain isi perut sudah tidak ada lagi, paha dan kaki korban sudah kelihatan tulang. Pada tubuh korban juga kelihatan tulang rusuknya, dan kepala korban sudah dalam kondisi tak bisa dikenali lagi.

Setelah itu serangan harimau juga dialmi Yanto Irfan (22), warga Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Irfan menderita luka berat dan cukup parah setelah diterkam harimau di dekat pemukiman warga yang tinggal di kawasan kebun teh Gunung Dempo Kota Pagaralam.Peristiwa yang menimpa warga Sekayu ini terjadi pada Jumat (15/11/2019), sekitar pukul 20.30 WIB.

Dua hari kemudian tepatnya pada 17 November 2019, serangan harimau kali ini dialami Kuswanto (28), warga Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat.Korban meninggal dunia diterkam saat sedang merumput di kebun kopi. Kuswanto menemui ajal setelah lehernya diterkam harimau.

Sedangkan kejadian ketiga menimpa Marta Rulani (24) bin Alfian, warga Tebat Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam.Korban diterkam harimau di bagian paha sebelah kanan dengan luka gigitan dan cakaran kuku hewan buas tersebut. Beruntung korban selamat dari maut.

Peristiwa menggegerkan warga Kota Pagaralam ini terjadi, Senin (2/12/2019) sekitar pukul 09 00. Serangan hewan buas ini saat korban sedang menyiangi rumput di kebun kopi.

wilayah jelajah harimau yang harus dihindari.

Secara terpisah Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Martialis Puspito menyebut insiden itu terjadi di kawasan Hutan Lindung. Lokasi itu adalah habitat sekaligus wilayah jelajah harimau yang harus dihindari.

“Itu habitat harimau dan sudah wilayah jelajah harimau. Banyak warga sekitar beraktivitas di sana, BKSDA juga sudah sering ingatkan untuk tidak beraktivitas dalam kawasan hutan lindung,” kata pria yang akrab disapa Tito.

Untuk pencegahan, Tito meminta pemda setempat mengevakuasi warga dari kawasan hutan lindung. Hal ini sebagai upaya mencegah terjadinya serangan harimau susulan.

“Ini bukan konflik, karena berulang kali manusia yang masuk wilayah harimau. Kita tidak bisa usir harimau karena itu habitat dia, maka warga yang harusnya keluar dari habitat harimau dan sering kami sampaikan,” katanya.(Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *