Limapuluh Kota,Newshanter.com– Hampir 40 titik api tersebar di Lima kecamatan di Limapuluh Kota Sumatera Barat. Akhir akhir ini Kebakaran Hutan dan Lahan yang melanda Limapuluh Kota. Damkar Kabupaten dan Kota Payakumbuh bersama warga kewalahan memadamkan api yang makin meluas saban hari.
Hal ini di sebabkan lokasi yang sulit dijangkau kendaraan pemadam. Hutan dan Lahan yang terbakar sulit di jangkau mobil damkar dan sumber air.
Untuk memadamkan api yang makin meluas ini Kementrian Kehutanan dan BNPB meminjamkan satu unit Helikopter untuk memadamkan api dari udara . Pemadaman dengan sitem water bomber atau menyiram dengan air dari udara yang di jatuhkan dari tabung. Air di bawa dengan tabung yang berisi lebih kurang 800 liter dan di tuangkan di lokasi titik api dengan ketinggian 3-4 meter.
Priyana (56) yang sudah 36 tahun jadi pilot mengaku baru di Limapuluh Kota ini menghadapi medan berat untuk pemadaman kebakaran lahan dan hutan. Perbukitan curam dan tiupan angin jadi kendala utama dalam menyiram dari udara,ujar bapak yang sudah banyak perpetualang memadamkan kebakaran hutan di Indonesia ini.
Irfendi Arbi,Bupati Limapuluh Kota saat di wawancarai awak media di posko penanggulangan bencana Limapuluh Kota menghimbau agar warga yang berdomisili dan mengolah lahan hati hati dengan urusan api. Bagaimanapun hutan sangat berarti bagi kita dan anak cucu kita. belum lagi lahan produktif yang ludes dimamah sijago merah,seperti ladang gambir dan karet.
Dalam kesempatan itu Irfendi juga mengucapkan terimakasih yang tiada hingga terhadap berbagai pihak yang telah ikut berupaya keras menanggulangi kebakaran di daerah ini. Bila tidak cepat diantisipasi, dikhawatirkan kebakaran itu dikhawatirkan akan semakin parah seperti di wilayah Riau yang sulit diatasi.
Sementara itu Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto, S.Ik mengatakan pihaknya bersama BPBD, TNI dan berbagai pihak lainnya telah berupaya melakukan upaya pemadaman secara manual di kawasan perbukitan Harau. Namun untuk wilayah puncak perbukitan tidak mampu dijangkau dan membutuhkan bantuan helicopter.
Kasus kebakaran ini belum bisa dikatakan terbakar atau dibakar. Sebab, hingga kini perkaranya masih dalam penyelidikan. Untuk menjawab apakah ada unsur pidana atau kesenagajaannya dalam peristiwa kebakaran ini, kami telah melakukan pemanggilan dan meminta keterangan terhadap sejumlah orang yang diduga mengetahui kejadian,” papar Kapolres.
Ia berharap pemanggilan itu mampu membuat penjeraan terhadap masyarakat agar tidak melakukan pembakaran yang akan mengakibatkan kerugian.
Sebelumnya Wakil Bupati Ferizal Ridwan juga memaparkan, kebakaran tersebut terjadi di Kecamatan Harau, Luak, Lareh Sago Halaban, Pangkalan dan Kapur IX. Selain itu, baru-baru ini juga terjadi di Kecamatan Mungka.
Menjawab wartawan tentang ancaman pembakaran hutan, Zulmi dari KSDA Sumbar menjelaskan saksinya 10 tahun penjara dan denda mencapai Rp500 juta.
Dalam kesempatan itu Seksi Bisop Lanud Padang Lettu Sucipto Wiranto ikut menerangkan proses water bombing dengan menggunakan helicopter. Ia mengakui upaya pemadaman di wilayah perbukitan Harau bukan hal mudah.
“Water bombing di kawasan perbukitan ini berbeda dengan pemadaman di Riau yang relative datar. Apalagi di lembah Harau atau di kawasan taram yang titik apinya berada di celah antar dua bukit,” ujar Sucipto.(zal/NHO)